Tuesday, April 13, 2004

Indosat Berniat Lepas 49% Sahamnya di Camintel, Kamboja

Jakarta - PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat) berniat melepas seluruh kepemilikannya (49%) di Cambodian Indosat Telecommunication S.A (Camintel). Selanjutnya, perseroan fokus kepada penggarapan bisnis telekomunikasi di pasar domestik.
“Kita sedang menawarkan seluruh saham di Camintel kepada calon investor yang berminat. Harapannya dapat dijual tahun ini,” tutur Widya Purnama, direktur utama Indosat, kepada Investor Daily, pekan lalu, di Jakarta.
Soal berapa nilainya, menurut Widya, saat ini valuasinya di Camintel sedang dihitung.
Komposisi kepemilikan di Camintel, selain Indosat adalah pemerintah Kamboja, yakni 51%.
Investasi Indosat di Camintel sudah berlangsung sejak sekitar 10 tahun lalu. Saat itu, kebijakan investasi berdasarkan keinginan perseroan menjadi pemain telekomunikasi regional.
Kini, jelas Widya, perseroan memfokuskan diri pada bisnis telekomunikasi di pasar domestik. “Pasar domestik cukup besar. Saat ini demand lebih besar daripada supply,” tukas dia.
Bisnis inti (core business) masih di bisnis seluler. Tahun 2003, kata Direktur Pemasaran Seluler Indosat, Hasnul Suhaimi, Indsat memperoleh pendapatan Rp 5,6 triliun dari sektor seluler atau sekitar 70% dari total pendapatan tahun 2003. Pendapatan ini meningkat 41% dibandingkan pendapatan Indosat dari sektor yang sama pada 2002 sebesar Rp 3,27 triliun. (Investor Indonesia, 13/2).
Tahun ini, jumlah pelanggan seluler Indosat diharapkan tumbuh 2-2,5 juta nomor sehingga menjadi 8-8,5 juta nomor hingga akhir 2004.
Kembali soal Camintel. Jika penjualan terealisir, berarti tahun ini perseroan akan melepas dua kepemilikan sahamnya. Pekan lalu, Widya juga sempat melangsir bahwa pihaknya sedang menjajaki penjualan 96,87% sahamnya di PT Sisindosat Lintasbuana. “Kita sedang mengurangi bisnis di luar fokus utama bisnis perseroan,” tegas Widya.
Tahun ini juga perseroan telah merampungkan penjualan saham di beberapa perusahaan afiliasi. Pada 20 Januari 2004, perseroan telah melepas kepemilikannya di PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI). Indosat telah menerima pembayaran sebesar US$ 57,3 juta untuk porsi 30,55% saham di MGTI. Selain itu, pada 15 Maret 2004 perseroan telah menerima pembayaran US$ 24 juta dari pelepasan saham di PT Pramindo Ikat Nusantara kepada Telkom. Untuk transaksi ini, merupakan rangkaian dari pelepasan tahun 2003, dimana perseroan melepas 55% saham di Pramindo kepada Telkom. Pada 15 Desember 2003 perseroan menerima pembayaran US$ 4,2 juta.
Indosat juga telah mendivestasikan 396.610 lembar sahamnya di Inmarsat dan PT Yasawirya Tama Cipta (YTC), perusahaan multimedia yang bergerak di bidang jasa komunikasi video, audio visual, dan materi siar bagi siaran televisi.
Tahun ini, kata Widya, target pendapatan perseroan diperkirakan menembus angka Rp 10 triliun. “Untuk laba bersih, kita harapkan bisa lebih besar dari tahun 2003,” katanya. Guna mendukung target tersebut, perseroan menambah jaringan layanan seluler. Sedangkan untuk bisnis fix wireless access (FWA) perseroan akan membangun 1 juta kapasitas terpasang. Tahap awal, perseroan menyiapkan investasi US$ 40 juta.
Tahun lalu, pendapatan operasi Indosat meningkat 21,7% yakni dari Rp 6,76 triliun (2002) menjadi Rp 8,23 triliun. Untuk laba usaha, meningkat 24,7% menjadi Rp 2,33 triliun dari Rp1,87 triliun (2002). Perseroan membukukan peningkatan laba bersih 366,9% pada tahun 2003 yakni dari Rp 336,3 miliar (2002) menjadi Rp 1,57 triliun. (ed)



0 Comments:

Post a Comment

<< Home