Kode Akses SLJJ Belum Diputuskan
JAKARTA- PT Indosat Tbk terus berupaya menggolkan perubahan kode akses sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Namun, pemerintah hingga kini belum berani memutuskan waktu pemberlakuan kode akses baru itu karena ada pihak yang merasa dirugikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmen) No. 28 Tahun 2004, perubahan kode akses SLJJ itu seharusnya mulai berlaku per 1 April 2005. Namun, keputusan itu alot mengingat ada dua kepentingan bisnis yang berseberangan antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT Indosat Tbk.
"Pembicaraan ini belum ada keputusan (perubahan kode akses SLJJ). Kita baru proses sebaik mungkin. Tujuan kita menciptakan pasar yang kompetitif dan sehat di industri telekomunikasi. Jangan sampai beban besar mengarah ke satu pihak. Semua harus dipikirkan hati-hati dan kita akan mencari penyelesaian yang terbaik. 1 April akan kita umumkan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Sofyan Djalil usai rapat dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan direksi PT Telkom, di Jakarta, Rabu (23/3) malam.
Rencananya, rapat itu akan menetapkan jadwal perubahan kode akses SLJJ. "Nanti (Rabu) malam ada undangan dari Kominfo. Mestinya soal penetapan kode akses SLJJ. Kalau tidak ditetapkan sekarang, waktunya kapan lagi," kata Suryatin Setiawan, direktur bisnis PT Telkom, di Jakarta, Rabu (23/3) siang.
Menurut Suryatin, pihaknya mengajukan opsi perubahan kode akses itu dilakukan lima tahun lagi. Alasannya, PT Telkom harus mengubah perangkat telekomunikasi sentral telepon otomat (STO) di seluruh Indonesia. Untuk mengubahnya, PT Telkom membutuhkan dana sekitar Rp 3,5 triliun. "Padahal, Telkom tahun ini tidak mengalokasikan dana untuk itu," jelas Suryatin.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmen) No. 28 Tahun 2004, perubahan kode akses SLJJ dilaksanakan per 1 April 2005. Untuk masuk ke jaringan SLJJ, Indosat akan menggunakan kode akses 011, sedangkan Telkom 017. Artinya, pengguna telepon harus menekan kode akses tersebut plus kode area dan nomor tujuan. Kondisi itu berbeda dengan saat ini yang hanya menggunakan kode area dan nomor tujuan.
"Tidak saja hanya dana, tapi juga butuh waktu. Tanpa sosialisasi, perubahan ini akan membingungkan pelanggan. Pelanggan harus menghafal kode akses. Ini bisa chaos. Opsi yang realistis adalah menunda perubahan itu selama lima tahun," jelas Suryatin.
Sesungguhnya, menurut Suryatin, Telkom juga menawarkan opsi lain. Bila berlaku 1 April 2005, Telkom tetap menggunakan kode akses seperti saat ini. Namun bagi Indosat harus menggunakan kode 011 plus kode area dan nomor tujuan.
Meski tampak sederhana, bagi PT Telkom tidak mudah untuk mengubah kode akses SLJJ. Selain mengubah seluruh sentral otomat telepon, perusahaan milik negara itu harus menyosialisasikan kode akses baru ke masyarakat.
Dari sisi bisnis, masuknya Indosat ke bisnis telepon jaringan telepon itu akan 'membunuh' PT Telkom. Perubahan kode akses itu memiliki implikasi perampasan basis pelanggan Telkom yang sudah ada. "Pelanggan itu akan dijadikan basis pelanggan bersama antara Telkom dan Indosat," kata Danrivanto Budijanto, pengamat telekomunikasi.
Danrivanto menjelaskan penundaan pemberlakuan kode akses memang akan memperlambat kematian Telkom. Namun, perubahan itu tetap akan berdampak negatif terhadap Telkom dalam beberapa waktu yang akan datang. "Itu akan tetap membunuh Telkom tapi secara pelan-pelan," kata dia.
Pendapat berbeda diungkapkan Sutrisman, corporate services director PT Indosat Tbk. Menurut dia, perubahan kode akses dapat dilakukan dengan mudah. Dia lantas merujuk pengalaman Indosat ketika mengubah kode akses 00 menjadi 001 dan 008 pada 1994.
Dia menambahkan, Indosat melihat ada usaha untuk menunda pemberlakuan kode akses SLJJ baru. Dalam pandangan Indosat, implementasi perubahan kode akses SLJJ Telkom dari 0 menjadi 017 tidak ada masalah teknis dan tidak memerlukan biaya besar. "Berdasarkan perhitungan Indosat, perubahan kode akses itu hanya membutuhkan waktu dua bulan dan biaya sekitar Rp 100 miliar," ujar dia di hadapan Komisi V DPR, Selasa (22/3) malam.
Menyangkut perubahan kode akses, Sutrisman menambahkan, pihaknya akan mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Namun, mengingatkan pemerintah telah memiliki ketetapan KM 28 Tahun 2004 tentang fundamental technical plan nasional, seluruh penyelenggara menggunakan format kode akses yang seragam, yakni SLI 00X, SLJJ 01X, ITKP (VOIP) 010XY.
"Kami akan manut keputusan pemerintah itu. Kita diminta untuk berkompetisi pada setiap tingkat layanan di lokal SLJJ, SLI, dan juga jasa lainnya," jelas dia.
Perebutan Kue Bisnis
Perubahan kode akses SLJJ itu terkait masuknya PT Indosat Tbk sebagai penyelenggara jaringan telepon tetap. Sebelum Indosat masuk ke pasar ini, PT Telkom merupakan satu-satunya pemain yang menyelengarakan jaringan telepon tetap. Berdasarkan data Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) kue bisnis telekomunikasi di Indonesia beromzet sekitar Rp 40 triliun. Kue bisnis itu terbagi atas jaringan telepon tetap, internet, dan seluler.
Dari 'kue' bisnis sebesar itu, jaringan telepon tetap pada 2003 mencapai Rp 6 triliun dan pada 2004 diperkirakan Rp 9 triliun, baik berupa fixed wireline (kabel) maupun fixed wireless (tanpa kabel).
Sebelum era duopoli, PT Telkom praktis menguasai sepenuhnya pasar telepon tetap, termasuk bisnis SLJJ. Sebaliknya, Indosat memonopoli sambungan langsung internasional (SLI) yang kuenya pada 2003 hanya Rp 2 triliun. Namun, setelah pemerintah membuka pasar telekomunikasi, dua operator itu bisa saling memasuki dua jaringan bisnis tersebut.
Untuk masuk jaringan SLI, PT Telkom telah membangun gerbang (gateway) dan mengandalkan satelit sendiri. Sebaliknya, Indosat seharusnya juga membangun jaringan telepon tetap seantero Indonesia untuk bisa menggarap kue SLJJ.
Untuk masuk bisnis SLJJ, Indosat harus menjaring pelanggan yang menjadi basis pelanggan Telkom yang berkisar sembilan juta satuan sambungan telepon (SST). Tentunya, Indosat tak akan mudah menggapai itu karena belum memiliki insfrastruktur seperti milik Telkom.
Dalam bisnis telepon tetap tanpa kabel, Indosat memanfaatkan teknologi code division multi acces (CDMA) lewat produknya StarOne. Itu pun masih terbatas di Jakarta dan Surabaya. Hingga kini, perusahaan yang 41,94% sahamnya dikuasai ST Telemedia (Singapura) itu baru mampu menjaring sekitar 100 ribu pelanggan per Februari 2005.
Sebaliknya, Telkom yang lebih dulu mengeluarkan produk sejenis lewat produk TelkomFlexy mampu menggaet 1,6 juta pelanggan. Telkom juga memiliki sembilan juta pelanggan telepon tetap dengan kabel.
Tunda Lima Tahun
Sumber Investor Daily mengungkapkan, pemerintah memberikan masa transisi lima tahun Telkom untuk mengubah kode akses SLJJ. Telkom menyanggupi semua biaya perubahan dan pelaksanaan beberapa butir kebijakan pemerintah lainnya, termasuk interkoneksi. "Nanti, operator tidak akan sulit lagi melakukan kerjasama interkoneksi dengan Telkom, karena hal itu, termasuk dalam salah satu catatan kebijakan kode akses dia (Telkom)," kata sumber tersebut.
Keputusan itu, menurut sumber, telah disepakati bersama, baik oleh PT Indosat Tbk selaku pemain baru SLJJ maupun regulator. Sehingga, keputusan itu, akan segera diumumkan ke publik dalam waktu dekat.
Hasil keputusan itu telah sejalan dengan kesimpulan rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dan BRTI yang digelar 7 Maret 2005. "Penundaan diupayakan agar tidak memberatkan operator dan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan pemberlakuan akses yang seimbang," kata Sofyan Mile, ketua Komisi V DPR.(tri/ed)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home