Thursday, January 25, 2007

Pengamat Optimistis Direksi Baru Dongkrak Kinerja Telkom

JAKARTA-Sejumlah pengamat telekomunikasi optimistis direksi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) periode 2005-2010 dapat mendongkrak kinerja perseroan.
Terpilihnya Arwin Rasyid yang mantan Direktur Utama PT Bank Danamon Tbk, sebagai dirut Telkom, diharapkan menciptakan sinergi kompetensi bidang finansial dan telekomunikasi yang akan memberikan dampak positif bagi perkembangan Telkom. Di samping itu, kembalinya Garuda Sugardo sebagai wakil dirut Telkom juga diyakini memberikan prospek cerah bagi perkembangan bisnis Telkom.
Pendapat tersebut terangkum dari Asmiyati Rashid, pendiri Center for Telecommunications Regulation Study (Citrus), Mas Wigrantoro Roes Setiyadi Ketua Masyarakat Telematika (Mastel), pengamat telekomunikasi dari Universitas Indonesia Heru Sutadi dan Ketua Umum BUMN Wacth Naldy Nazar Haroen.
Asmiyati mengatakan, kompetensi Arwin di bidang finansial akan melengkapi kompetensi direksi Telkom lainnya yang lebih banyak memiliki latar belakang teknis bidang telekomunikasi. Arwin diharapkan dapat memperbaiki berbagai indikator finansial Telkom.
Sedangkan Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengungkapkan, Garuda akan mampu mem-back-up Arwin yang masih belum tahu seluk-beluk industri telekomunikasi. Selain itu, pada tahap awal, Garuda juga akan dapat berkoordinasi di kalangan internal Telkom dan menyakinkan karyawan untuk menerima Arwin.
Bagi Naldy, jika Arwin mampu meyakinkan Serikat Karyawan (Sekar) Telkom serta bisa mengkonsolidasikan persoalan yang ada, dirinya dapat optimistis Telkom bertumbuh lebih baik.”Apalagi jika didukung Garuda Sugardo yang memiliki pengalaman di industri telekomunikasi,” katanya.
Mas Wig mengaku tidak khawatir terhadap bisnis Telkom ke depan. Masuknya Garuda, kata Mas Wig, diyakini bisnis Telkom akan melejit. Garuda yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman di Indosat, Telkomsel maupun Telkom dinilai sangat mumpuni dalam menjalankan bisnis telekomunikasi.
Sementara itu, Heru Sutadi berpendapat, dengan kondisi Arwin yang tidak memiliki latarbelakang telekomunikasi maka Garuda siap meng-handle kegiatan teknis operasional Telkom. Tapi, Heru berharap Arwin dapat secepatnya belajar untuk memahami persoalan telekomunikasi, dan khususnya masalah di lingkup Telkom.
Berkaitan dengan posisi Garuda, Asmiyati mengingatkan peran Garuda tidak boleh menenggelamkan Arwin. Dia menggarisbawahi terciptanya sinergi yang baik, baru akan terwujud bila antara direksi benar-benar saling menghormati kompetensi masing-masing. Peneliti dari Bandung ini khawatir Arwin yang tidak memiliki latarbelakang telekomunikasi akan diremehkan, sehingga, dia tidak bisa menampilkan perfoma-nya secara optimal.
Arwin, lanjut dia, harus bisa menunjukkan jiwa kepemimpinannya di Telkom. “Arwin seorang kapten di PT Telkom, dia harus bisa mengendalikan semua orang di PT Telkom, sedangkan Garuda selaku Wadirut tetap merupakan orang nomer dua saja di Telkom di bawah Arwin,” tegasnya.

Butuh Regulasi kuat dan Tegas
Di sisi lain, Mas Wig menyarankan kehadiran orang semacam Garuda harus diikuti dengan keberadaan regulator yang kuat dan tegas. Menurut Mas Wig, kehadiran sosok Garuda sebagai pelaku pasar yang lihai, berjiwa pendobrak dan selalu memiliki ide baru itu, mesti disikapi dengan adanya regulasi yang kuat dan tegas. “Kalau tidak, saya yakin nanti Telkom akan tumbuh kuat, tapi operator lainnya akan mati,” ujarnya.Hingga saat ini, pengamat menilai regulasi telekomunikasi yang diterapkan pemerintah masih lemah. Kelemahan itu, juga terlihat dari peran Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) saat ini. Ditambah lagi, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang ternyata tidak memiliki kekuatan semakin menunjukkan kendornya pengawas di sektor ini. Mas Wig berharap, pemerintah segera merombak BRTI, baik dari sisi keanggotaannya maupun pijakan hukumnya. “BRTI yang hanya didasari landasan hukum dari Keputusan Menteri (KM) harus diperkuat menjadi lembaga yang dilegitimasi dengan Keputusan Presiden (PP),” katanya. (tri/ed)

Investor Daily, 27 Juni 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home