Tuesday, January 23, 2007

2007, Pemerintah Tawarkan Proyek Senilai Rp 63 T

JAKARTA – Sepanjang 2007, pemerintah melelang proyek senilai Rp 63,09 triliun proyek infrastruktur jalan tol, telekomunikasi, pengolahan air minum, dermaga ferry, dan bandara. Proyek sebanyak 19 unit itu tergolong yang siap dibangun pada 2007.
Menurut Hisnu Pawenang, kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), saat ini, sejumlah investor sedang memenuhi semua persyaratan kontrak perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT). Dia mengakui, belum semua investor yang telah ditetapkan sebagai pemenang tender mampu melengkapi persyaratan kontrak. Bahkan, dia menyatakan sejumlah investor kesulitan dalam pendanaan.
“Sulitnya mencari dukungan pendanaan bank, merupakan persoalan internal para investor,” ujar dia, akhir pekan lalu.
Bagi Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, pihaknya memfokuskan kelanjutan pembangunan jalan tol Trans-Jawa (Merak–Banyuwangi) sepanjang 1.200 kilometer (km). Kini, jalan tol Trans-Jawa yang belum ditentukan pengerjaanya hanya ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi–Kertosono. Sedangkan mayoritas pembangunan jalan tol baru sepanjang 763 km telah teken kontrak.
Ia memperkirakan, hingga akhir tahun 2009 pembangunan jalan tol di Indonesia setidaknya mencapai 1.000 hingga 1.200 km. “Kalau target operasional, kita harus lebih obyektif. Saya pikir 1.000 – 1.200 km saja sudah bagus,” ungkap Djoko, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut data Departemen PU, proyek tol yang telah diteken kontraknya sebanyak 12 proyek dengan total panjang 385 km. Total investasi untuk proyek yang telah teken kontrak mencapai Rp 30 triliun lebih. Tidak hanya itu, proyek jalan tol yang dalam proses persiapan tender mencapai 683 km dengan total 18 proyek.
Kini, kata dia, jalan tol Trans-Jawa yang telah beroperasi sepanjang 649 km. Sedangkan yang dibangun melalui pendanaan swasta sepanjang 148 km. Selebihnya sepanjang 431 km dibangun oleh PT Jasa Marga (Persero). Sementara itu, ruas tol yang sedang dalam pembangunan sebanyak tujuh ruas dengan panjang 85 km. Rencananya penyelesaian pembangunan bervariasi sekitar tahun 2006 – 2008.

Proyek Air Minum
Sementara itu, Amri Dharma, anggota Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-SPAM) memaparkan, dalam waktu dekat pihaknya melelang proyek air minum untuk wilayah kota Dumai senilai Rp 350 miliar. Ia menambahkan, Januari 2007, proyek itu masuk tahap prakualifikasi.
Amri mengatakan, selain proyek air minum Dumai, BPP SPAM juga mendorong percepatan pelelangan proyek air minum Kota Tangerang dan Kabupaten Bandung. Ketiga proyek tersebut pernah ditawarkan dalam ajang Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition (IICE) November 2006. nilai total ketiga proyek tersebut Rp950 miliar dengan total kapasitas penyediaan air sebanyak 1.320 liter/detik. Pemerintah menawarkan konsesi pengelolaan hingga 25 tahun.
Dia menjelaskan, untuk proyek air minum Kabupaten Tangerang yang masuk prakualifikasi sejak 21 Desember 2006, peminat atau calon investor dapat mengambil dokumen lelang pada 2-9 Januari tahun 2007. Selasa (9/1) tender proyek itu sudah mulai proses menjaring daftar pendek peminat serius (short list).
Kini, jelas dia, pihaknya menunggu persiapan penetapan bentuk kerja sama antara pemerintah dan swasta. Opsi bentuk kerja sama yang ditawarkan mencakup skema built transfer and operated (BTO) dan konsesi.
Data BPP SPAM menyebutkan, sejumlah investor asing yang meminati ketiga proyek air minum diantaranya, Babcock & Brown Asia pacific (Singapura) , Thames Water (Perancis), XEPEX Australia (Australia), Pan Asian Water Solutions Limited (China), AQUATEC - Maxon Pty. Ltd (Singapura), EarthTech, dan Tyco Earth taech Malaysia Sdn. Bhd (Malaysia), Gamuda Bhd.

Kebutuhan Telekomunikasi
Sementara itu, di sektor telekomunikasi, pemerintah segera melelang mega proyek serat optik Palapa Ring. Proyek senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 15 triliun itu, menurut Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar, sudah mengantongi tiga peminat. “Tiga investor itu adalah PT Telkom, PT Bakrie Telecom, dan PT WIN,” ujar Basuki, pekan lalu.
Ia memperkirakan, masih ada investor lokal dan asing lainnya yang berminat terhadap proyek ini. Konsep jaringan Palapa Ring terdiri atas 7 + 1 buah cincin yang menghubungkan 33 provinsi dan 440 kabupaten di Indonesia. Infrastruktur tersebut meliputi kurang lebih 35.280 km jaringan backbone bawah laut (submarine cable) dan kurang lebih 20.737 jaringan backbone darat (inland cable) dengan kapasitas unlimited (320 Gps-40 Tbps).
Dihubungi terpisah, Dirut Telkom Arwin Rasyid menegaskan, pihaknya berminat ikut tender Palapa Ring karena proyek tersebut dapat melengkapi jaringan yang sudah dimiliki Telkom. Selain itu, “Tentunya akan menambah sumber pendapatan Telkom,” tutur Arwin, pekan lalu.
Proyek Palapa Ring dapat memperkuat infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

Bangun Sendiri
Sementara itu, untuk tahap pertama proyek bandara Kuala Namu, Medan, pemerintah berniat membangun sendiri proyek senilai Rp 3,6 triliun. PT Angkasa Pura (AP) II selaku perpanjangan tangan pemerintah akan menyediakan dana Rp 1,3 triliun untuk membangun sisi darat (land side). Pemerintah akan merogoh kocek Rp 2,3 triliun untuk sisi udara (air side).
Pembangunan tahap pertama yang berkapasitas 8 juta penumpang per tahun, diharapkan rampung paling lambat 2010.
Proyek pengganti bandara Polonia, Medan itu, menurut Direktur Operasi dan Teknik AP II I Gusti Made Dhordhy, kini memasuki tahap penyusunan detail desain. Ia memperkirakan, pada Oktober 2007, tender pengerjaan fisik proyek tersebut sudah bisa digelar.
Kehadiran investor swasta secara penuh pada proyek bandara Kuala Namu kemungkinan baru pada pembangunan tahap II di 2010.
Di sisi lain, proyek infrastruktur sektor transportasi dermaga ferry Margagiri-Ketapang yang menghubungkan pulau Jawa dengan Sumatera, terpaksa masih terus dikaji. Saat ini, proyek senilai Rp 236,2 miliar itu memasuki studi kelayakan. Semenjak ditawarkan pada IICE 2006, hingga kini, proyek tersebut belum memperoleh respons dari calon investor. (har/tri/c98/ed)

cat: Diterbitkan di koran Investor Daily, Senin, 8 Januari 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home