Thursday, January 25, 2007

Dugaan KKN Tak Hambat Pemilihan Direksi Telkom

Jakarta-Rencana penyidikan dugaan praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di tubuh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) oleh Kejaksaan Agung, tidak menghambat rapat umum pemegang saham (RUPS) Telkom, pada 24 Juni2005.
“Suatu dugaan yang belum memiliki dasar hukum yang kuat, kita tidak boleh menilai orang itu sebagai terhukum,” kata Ketua BUMN Watch Naldy Nazar Haroen, di Jakarta, Rabu (22/6).
Dia menambahkan, bila kasus dugaan itu dijadikan alasan untuk mengganti direksi maka pemerintah harus memberikan alasan yang tepat.
Sementara itu, Ketua Hubungan Antarlembaga Sekar Telkom Doddy M Gozali mengatakan, Sekar Telkom belum memiliki pernyataan resmi tentang kandidat direksi perseroan secara personal. Namun, dia menegaskan, sejauh ini Sekar sangat mendambakan jajaran direksi dan komisaris yang bersih, memiliki komitmen pada good corporate governance (GCG) dan profesional. “Direksi baru diharapkan mampu menjaga Telkom untuk bisa eksis di pasar domestik dan regional,” kata Doddy, kepada Investor Daily, kemarin.
Doddy juga mengakui, Sekar Telkom tidak memiliki kekuatan berkaitan dengan sukses kepemimpinan di perseroan. Di samping itu, Sekar juga memilih untuk tidak terseret pada situasi yang tidak menentu (turbulance) menjelang pemilihan direksi. Sekar, lanjut dia, hanya menginginkan proses pemilihan direksi dapat berjalan dengan baik, sehingga, dapat menempatkan jajaran direksi sesuai harapan mereka.

51 Nama
Sementara itu, Sekretaris Menneg BUMN Richard Claproth menyatakan, ada sekitar 51 calon yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk memperebutkan posisi direksi di Telkom.
“Saya memperoleh informasi lewat sms (pesan singkat) ada 51 nama. Tapi, saya baca di koran tadi pagi ada 21 nama,” kata Richard.
Namun, Richard mengaku tidak mengetahuinya siapa saja yang menjadi calon dalam seleksi tersebut. Sebab, meskipun dia Ketua Tim Fit and Proper Test Kementerian BUMN, namun, ia tidak ikut serta dalam semua proses uji kelayakan dan kepatutan tersebut. “Mungkin saya tidak diikutsertakan karena saya tidak mengerti masalah telekomunikasi,” tambah dia.
Naldy Nazar Haroen mengatakan, untuk menghasilkan orang-orang yang cocok menduduki kursi direksi Telkom, proses pemilihan direksi perlu diawali dengan pembentukan tim fit and proper yang berintegritas dan kompeten. Dia berpendapat penetapan tim fit and proper mesti dilakukan konsultan independen. Dan, dalam menjalankan tugasnya tim tersebut akan diawasi menteri.

Pertumbuhan Nasional
Sementara itu, pengamat telekomunikasi dari Universitas Indonesia Heru Sutadi mengatakan, kehadiran wajah baru memimpin Telkom akan mampu lebih mendorong Telkom sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Merujuk pernyataan dengan International Telecommunication Union (ITU), setiap pertumbuhan 1% infrastruktur telepon akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi sebesar 3%,” kata dia, kemarin.
Alasannya, tambah Heru, kehadiran orang baru akan melahirkan gagasan-gagasan dan strategi baru.
Salah satu kemampuan Telkom mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan memperluas pembangunan satuan sambungan telepon kabel (fixed line) di Tanah Air.
Selain itu, “Telkom harus mampu berkompetisi secara sehat dengan operator lainnya. Regulator telah membuat aturan yang mendorong kompetisi di bisnis telekomunikasi,” kata Heru.Saat ini, Telkom telah membangun sekitar sembilan juta lebih satuan sambungan telepon (SST) kabel dan sekitar tiga juta SST telepon bermobilitas terbatas (fixed wireless access/FWA). (tri/ed)

Investor Daily, 23 Juni 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home