Friday, August 20, 2004

Sektor Properti Bangkit, BNR Lanjutkan Pembangunan 80 Unit Vila Mewah di Tanah Lot

Sama halnya dengan di Jakarta, bisnis properti di Bali mulai bangkit kembali. Iklim bisnis yang sempat terhenti karena serentetan peristiwa seperti krisis moneter, bom Bali dan terakhir wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), tak pelak ikut mematikan bisnis properti di Pulau dengan seribu Pura ini.
Kini, saatnya untuk pulih dari keterpurukan. Para pengembang mulai melanjutkan proyeknya yang sempat terhenti. Hal itu pun dilakukan PT Bakrie Nirwana Resort (BNR). Perusahaan yang memfokuskan usahanya pada pembangunan dan pengelolaan tempat peristirahatan di kawasan Tanah Lot, Nirwana Bali Resort (NBR) ini meneruskan pembangunan vila-vila yang tersisa, yakni 80 vila mewah di kawasan yang sama.
Hal tersebut diungkapkan Hiramsyah S. Thaib, President Director & CEO Bakrie Nirwana Resort, kepada wartawan Investor Daily, Edo Rusyanto dan Titi Kusrini di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Bagaimana situasi bisnis di Bali sekarang ini?

Bisnis di Bali saat ini sudah mulai bangkit kembali, sejak terpuruk akibat rentetan peristiwa seperti kirisis moneter, bom Bali dan terakhir SARS. Kini tampaknya sudah mulai pulih. Hal itu saya lihat dari penuhnya hotel kami, Le Meridien di Bali, terutama kegiatan meeting. Selain itu kegiatan golf yang memang produk unggulan kami di Bali kini makin banyak diminati.

Sebagai pengembang apakah ada rencana untuk mengembangkan properti baru?

Di bidang properti kami memiliki proyek yang sebenarnya sudah dijalankan sebelum krisis moneter terjadi. Kita punya vila-vila besar dengan ukuran 600 - 800 meter persegi, dengan harga jual berkisar US$400 ribu-US$500 ribu, saat itu (Akhir tahun 1996-an, red).
Vila yang kami bangun berbentuk bungalow dengan dua lantai, dilengkapi dengan Balai Bengong, yang memang sangat disukai oleh pembeli kita yang sebagian besar adalah orang asing.
Balai Bengong ini biasanya dipakai untuk menikmati matahari tenggelam (sunset). Sehingga bangunan ini menjadi keunggulan vila-vila kami yang memiliki dua view yakni lapangan golf atau pantai.
Sebelum krisis, yakni akhir tahun 1996, kapling plus vila kita terjual sekitar 30 an vila. Sisanya ini yang akan kita kembangkan lagi, kalau nggak akhir tahun ini atau awal tahun depan. Karena properti, terutama di Bali, bangkit kembali dan orang asing mulai mau membeli lagi, terutama vila dengan bentuk bungalow.

Untuk properti di Bali, orang asing lebih suka menyewa atau membeli?

Belakangan ini, turis asing lebih suka membeli properti di Bali. Untuk pembelian properti orang asing bisa menggunakan fasilitas long leas atau sewa jangka panjang, tapi bisa juga membeli dengan memakai nama dari PT lokal atau account lokal. Banyak yang meminjam nama orang Indonesia. Dan minat orang asing banyak, sebelum bom Bali pun sudah mulai bagus, dan sekarang sudah mulai bangkit lagi.
Kadang-kadang ada turis yang memutuskan untuk tinggal di Bali hingga kurun waktu 8 bulan berturut-turut. Jika seperti ini kan lebih baik membeli. Dan dua tahun lalu, kita memecahkan rekor turis terlama yang tinggal di hotel kita, orang Swedia yang menghabiskan waktu selama 8 bulan di sana.


Apakah ada semacam tren baru orang lebih suka tinggal di Bali?

Ya, sekarang itu banyak orang-orang asing yang lebih suka membeli rumah atau vila sebagai tempat tinggal. Bahkan menjadi sebuah tren, mereka mempunyai pekerjaan di Jakarta, tapi tinggal di Bali. Jadi hari Selasa hingga Kamis di Jakarta, sisanya dia ada di Bali.
Sebelumnya, yakni pada saat terjadi kerusuhan, banyak orang asing yang pulang atau memilih tinggal di Singapura, namun tren itu kemudian bergeser, mereka lebih memilih Bali sebagai tempat tinggal. Karena mereka mempunyai pertimbangan bahwa Bali ternyata lebih aman.
Dari 30 unit yang sudah terjual, sekarang ini ada sekitar 5 - 6 orang yang memiliki pola demikian. Sebagian juga ada yang sudah kembali ke negara asalnya seperti Australia. Tapi sebagian ada yang masih bolak-balik.
Sedangkan turis asal Amerika, biasanya mereka datang pada saat musim dingin disana. Tinggal selama 3 - 4 bulan di Bali, kemudian balik lagi ke Amerika.

Kembali ke pembangunan vila, berapa unit yang akan dijual, dan siapa yang menjadi target marketnya?

Unit yang akan dijual adalah sisa unit yang belum selesai dibangun pada saat krisis terjadi, yakni masih ada 80 an unit. Sekarang masih dalam masa persiapan. Semua unit yang ada mempunyai view lapangan golf atau pantai laut di Tanah Lot. Jadi lokasi vila ini ada diantara lapangan golf dan laut.
Harapan kita, dua tahun setelah pemasaran, akan bisa habis paling lambat dua tahun. Karena ini kita juga belum tahu market kita di Indonesia. Tapi ada kemungkinan kita tawarkan juga ke luar negeri. Sebab dari 30 unit yang terjual 70% orang asing, yakni dari Amerika, Singapura, dan Hongkong.

Di rate berapa harga jual yang akan ditawarkan?

Harga jual sekarang belum pasti. Ancer-ancernya antara 2 - 3 miliar. Tapi itu belum pasti. Dan kita optimis, Bali itu luar biasa. Orang Indonesia saja mau beli. Misalkan orang Jakarta yang beli rumah di Bali, itu mereka yang dua - tiga bulan sekali pergi ke Bali.


Apakah ada investasi baru yang ditanamkan?

Untuk investasi baru tidak ada, karena praktis sekarang ini kita hanya jualan gambar. Kita sudah ada tanah, juga tiga alternatif desain yang ditawarkan, orang tinggal milih mana yang dia suka. Kemudian mereka memberikan down payment biasanya 20% dari harga, kemudian kita mulai membangun apa yang dipilih oleh pembeli. Selain gambar kita juga memiliki show unit, orang bisa melihat dulu kesana sebelum membeli.

Sekarang ini unit apa yang paling diminati di Nirwana Bali Resort?

Yang paling ramai sekarang ini adalah hotel, Le Meridien Nirwana Golf & Spa Resort. Hampir semua paket yang kami tawarkan banyak diminati. Terutama paket meeting. Pada mulanya, kebanyakan kaum ekspatriat yang memanfaatkan fasilitas meeting di tempat kami. Karena beda dengan orang Indonesia yang lebih menyukai keramaian, orang asing lebih menyukai kegiatan-kegiatan di tempat yang relatif sepi.
Namun sekarang ini orang Indonesia pun banyak yang suka mengadakan kegiatan di tempat kami. Apalagi untuk meeting, alasannya, jika meeting di tempat kami orang tidak akan kabur-kaburan. Karena di lokasi semua fasilitas tersedia lengkap.
Apalagi sekarang ini sudah ada jalan tembus dari bandara Ngurah Rai yang langsung menuju ke tempat kita, dan ditempuh paling lama 30 menit, tanpa ada macet di jalanan karena tidak melalui Kuta.

Berapa tingkat hunian hotelnya?

Dari 276 kamar yang ada, semestaer satu 2004 ini awalnya memang rendah yakni hanya 50 % - 60 %, namun begitu menginjak bulan Juli hingga sekarang rata-rata hunian mencapai 100 %. Tanah Lot memang menjadi tempat nomor 2 setelah Kuta di Bali sebagai tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Berapa pendapatan yang diperoleh BNR hingga Semester I/2004 ini?

Semester satu tahun ini lebih bagus dari tahun 2003. Sebelum bom Bali yakni tahun 2002 kita mencapai pendapatan tertinggi sebesar 100 miliar, namun pada tahun 2003 angka itu turun hingga hanya mencapai 70 miliar saja. Memang semester ini pendapatan kami belum melampaui pendapatan tahun 2002, namun sudah lebih besar dari tahun 2003.
Sedangkan untuk tahun 2005, kami optimis pendapatan akan naik bahkan lebih bagus dari tahun 2002. mengingat industri pariwisata dan properti di Bali sudah mulai bangkit kembali.

Fasilitas apalagi yang telah direncanakan untuk dibangun di kawasan tersebut?

Kita akan membangun sebuah clubhouse kecil, untuk melangkapi vila-vila yang ada. Karena bagaimanapun juga para penghuni vila akan membutuhkan tempat itu sebagai ajang sosialisasi antar warga. Investasi untuk membangun clubhouse ini juga tidak terlalu besar.
Selain itu, untuk melengkapi unit residensial di kawasan seluas 100 hektare itu, kami akan membuat sebuah apartemen 4 lantai. Karena di Bali ada peraturan adat, tidak boleh membangun gedung lebih tinggi daripada pohon kelapa.
Dari lahan 100 hektare tadi, 12 hektare adalah untuk hotel, 60 hektare untuk lapangan golf, dan sisanya merupakan landbank yang akan kami kembangkan, dimana terdapat vila-vila yang sedang kami rampungkan pembangunannya.ยท

0 Comments:

Post a Comment

<< Home