Monday, August 30, 2004

Semester I/2004 : Indosat Diperkirakan Raih Rp 3,5 Triliun Dari Seluler

Sepanjang 2004 Indosat terus memperkuat sinyal di daerah yang sudah ter-cover. Dari US$ 500 juta Capex yang disediakan, telah direalisasikan 40%.


Jakarta – Pendapatan seluler PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat) sepanjang semester I/2004 diperkirakan mencapai Rp 3 hingga Rp 3,5 triliun. Angka itu separuh dari target perseroan tahun 2004.
“Seluler menjadi pendapatan utama Indosat. Jika melihat pendapatan sepanjang kuartal pertama 2004, peluang kenaikan pendapatan seluler Indosat mungkin-mungkin saja,” tutur analis Rifanfinancindo Securities, Haryajid Ramelan, kemarin (29/8), kepada Investor Daily, di Jakarta.
Ia menilai, produk-produk seluler yang dikeluarkan Indosat memungkinkan terjadinya peningkatan pendapatan.
Terpisah, Hasnul Suhaimi, direktur pemasaran seluler Indosat yang dikonfirmasi soal pendapatan seluler hingga semester I/2004 tidak bersedia menjelaskan. “Tunggulah, dua minggu lagi kita akan realease,” katanya, akhir pekan, di Jakarta.
Namun, ia menegaskan, tahun 2005 Indosat mematok target kenaikan revenue seluler sekitar 25% dibandingkan tahun 2004.
Hasnul menjelaskan, hingga 21 Agustus 2004, jumlah pelanggan seluler Indosat telah mencapai 8,6 juta. Jumlah tersebut telah mendekati target total pelanggan Indosat tahun 2004 yang diperkirakan mencapai 9 juta pelanggan. “Pelanggan Indosat, 60% ada di pulau Jawa. Dari 8,6 juta sekitar 95% pelanggan pra bayar,” jelas dia.
Dari 8,6 juta pelanggan Indosat, terang Hasnul, sebanyak 1,63 juta adalah pelanggan IM3 smart, 6,51 juta pelanggan mentari, 421 ribu pelanggan matrix dan bright 40 ribu. “Bright sekarang kita tidak jual lagi karena bright itu pasca bayar yang seimbang sama matrix. Pasca bayar itu pelayanannya agak susah. Back office-nya banyak harus ada yang urus penagihan, pembayaran dan aktivasi. Daripada dua tapi mirip, akhirnya kita jualan matrix aja. Dalam waktu dekat semuanya kita akan pindahkan ke matrix,” tutur dia.
Ia menjelaskan, tahun ini total pelanggan seluler di Indonesia akan mencapai 28-29 juta pengguna. Tahun 2005, bisa meningkat lagi menjadi sekitar 36-37 juta. “Target market share kita tahun ini 31-33%. Katakanlah tahun ini 9 juta, tahun depan sekitar 12 juta,” ungkap Hasnul.
“Strategi kita begini. Kita kan sudah bangun jaringan seluruh Indonesia dengan 3.000 lebih BTS. Satu kecamatan ada yang 7 BTS. Hampir seluruh kecamatan sudah kita rambah. Coverage kita relatif sudah bagus seluruh Indonesia. Ada beberapa daerah yang relatif tidak begitu kuat. Tapi relatif sangat baik. Strategi kita kedepan adalah, semua daerah yang ada coverage-nya, sinyal kita harus kuat. Untuk itu kualitas jaringan. Sinyal kuat indosat,” tambah Hasnul.

Capex 2004
Menurut Hasnul, Indosat telah merealisasikan sekitar 30% hingga 40% capital expenditure (Capex) tahun 2004 Indosat. Tahun ini Indosat menyediakan capex sekitar US$ 650- US$ 700 juta, sekitar US$ 500 juta disediakan untuk pengembangan bisnis seluler. “Dari US$ 500 juta sudah sekitar 30-40% sudah jalan. Dalam tiga bulan terakhir akan terealisir semua,” katanya, seraya menambahkan, tahun 2005, jika pasarnya kuat, capex untuk seluler akan ditambah.
Sebagian besar capex seluler digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan. Karena untuk investasi dicari dulu tanah (untuk pemasangan BTS), ijin sewa tanah, baru kemudian bangun tower dan memasang peralatan.
“ Pemasangan itu dalam tiga bulan terakhir. Perkiraan saya sampai akhir November 2004, sinyal di Jakarta sudah the best jaringan kita. Sinyal kuat,” tukas Hasnul.
Ia mengaku, saat ini semua kabupaten sudah ter-cover sinyal Indosat. Sekarang sedang merambah ke kecamatan-kecamatan. “Dimulai dari kecamatan yang besar-besar dulu. Tapi tidak semua kecamatan, tidak cukup budget kita,” katanya.
Ia menjelaskan, satu kabupaten minimum 1 BTS. Ada beberapa tempat yang satu kabupaten 7 BTS. “Satu BTS minimum 1.000 pelanggan. Rata-rata 1 BTS sebanyak 3000 pelanggan.”
Tahun ini, kata dia, prioritas penguatan jaringan adalah di pulau Jawa mencakup Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali. “Tahun 2005, luar Jawa yakni Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” jelasnya.
Menyinggung jumlah penggunaan pulsa tiap pelanggan (ARPU), Hasnul mengatakan, “Kita rata-rata tahun 2003 sebesar Rp 106 ribu, tahun ini diperkirakan turun sekitar 10%. Harapan kita menjadi sekitar RP 90-95 ribu tahun 2004.” (ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home