Wednesday, September 01, 2004

2005, XL Perkuat Coverage Sumatera, Kalimatan dan Sulawesi

Jakarta – PT Excelcomindo Pratama (XL) sedang siap-siap memperkuat penetrasi ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Rencana tersebut akan direalisasikan pada tahun depan.
“Untuk wilayah Sumatera saja kita targetkan tembus satu juta pelanggan, karena Sumatera paling berpotensi diantara ketiga pulau tersebut. Dan yang pasti, secara persentage growth dia (ketiga pulau tadi, red) harus lebih cepat dari Jawa, Bali dan Lombok. Karena kita market share-nya tertinggal di sana. Jadi, alokasi untuk coverage akan lebih banyak di tiga pulau itu, ” jelas Kusnadi Sukarja, direktur penjualan dan pemasaran XL, kepada Investor Daily, baru-baru ini di Jakarta.
Target satu juta pelanggan di Sumatera itu mengacu kepada market leader di bisnis telepon seluler saat ini yang mampu meraih mendekati tiga juta pelanggan di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.
Hingga akhir Juli 2004, pelanggan XL mencapai mencapai 3,7 juta nomor, dan diperkirakan pada akhir 2004 mencapai 4,5 juta nomor. Tahun 2003, pelanggan XL sebanyak 2,9 juta.
Guna penguatan penetrasi di ketiga pulau di atas, Kusnadi mengaku, XL masih membahas berapa dana yang dibutuhkan. “Secara keseluruhan sedang kita hitung. Oktober nanti baru kita dapat kepastian, termasuk keseluruhan modal kerja (capital expenditure/capex) yang dibutuhkan tahun 2005,” jelasnya.
Tahun 2004, capex XL disiapkan sekitar US$ 200 juta sedangkan tahun 2003 masih berkisar US$ 150-an juta.
Kusnadi menjelaskan, tahun depan market share perseroan masih akan tidak berbeda jauh dengan target tahun ini sekitar 16%.

Penurunan ARPU
Kusnadi menjelaskan, di tengah maraknya persaingan bisnis seluler yang memasuki segmen low end, mendorong jumlah penggunaan pulsa rata-rata (ARPU) produk XL semakin turun. Tahun 2004 diperkirakan hanya dikisaran Rp 90-an ribu. “kalau menambah subscriber dan penetrasi naik, tidak bias dihindari ARPU turun. Di negara manapun pasti turun. Jadi saya melihat ke depan, peperangan strategi operator adalah bagaimana menurunkan cost infrastrukturnya. Jangan sampai, laju penurunan ARPU lebih cepat dari penurunan cost,” tambah Kusnadi.
Namun, jelas dia, penurunan biaya tadi diupayakan tidak mengurangi kualitas layanan.

Penurunan Gagal Panggil
Menyusul terganggunya fasilitas ngobrol gratis, XL telah menurunkan tingkat kegagalan pemanggilan (failure call attempt) dari 320% menjadi 150%. “Sehingga kalau, ada dua juta pelanggan yang gagal terus melakukan panggilan, kini yang mengalami kegagalan tinggal separonya satu juta saja,” kata Rony Siswanto, General Manager Field Operation & Construction – East XL, kemarin (31/8).
Penurunan tersebut dilakukan dengan cara melakukan relokasi kanal baru. Sehingga diharapkan penyumbatan yang terjadi di jaringan antara hanphone ke Base Tranceiver Station (BTS) tidak signifikan lagi. Tercatat, penyumbatan yang parah sempat terjadi dalam 4 hari pertama sejak diberlakukannya fasilitas gratis.
Disamping itu, XL juga terus melakukan penambahan jumlah BTS. Tiap bulan, perseroan akan merealisasikan penambahan 100 hingga 150 BTS. Khusus di Jakarta, perseroan akan membangun 25 BTS. Dengan penambahan BTS itu, XL optimistis kualitas jaringan mereka akan semakin baik.
Adapun secara teknis, Tony mengatakan, terganggunya fasilitas gratis terjadi pada alur jaringan dari handpone menuju BTS saja, sedangkan alur lainnya tidak mengalami masalah. Digambarkannya , selama ini, satu BTS memiliki kapasitas 54 panggilan pada saat bersamaan. Selanjutnya, dalam kondisi normal kapasitas tersebut mencukupi, apalagi memang pelanggan melakukan pembicaraan yang pendek saja, misal dalam hitungan satu-dua menit, bahkan detik saja. Namun dalam masa gratis, selain banyak pelanggan yang mau masuk, ternyata pembicaraan yang dilakukan pelanggan menjadi lama, sehingga terjadilah antrian yang panjang untuk bisa masuk.
Distribusi Merata
Sejauh ini, berdasarkan data, panggilan yang dilakukan pelanggan banyak menumpuk antara jam 23.00 hingga 24.00. Sehingga, praktis pada jam tersebut, banyak pelanggan mengalami kegagalan panggilan karena harus mengantri. “Coba lakukan panggilan setelah jam 24.00, saya kira jam 24.05, saya kira bisa berhasil,” tambah Tony.
Hingga saat ini, perseroan telah melempar 800 ribu kartu Bebas dan Jempol ke pasar. Selanjutnya, dari sisi pendapatan perseroan yakin terjadi kenaikan, karena penggunaan panggilan meningkat sekitar 30%. (tri/ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home