Friday, October 01, 2004

Oktober, PGN Rampungkan GSPA Santos dan Kodeco

Jakarta -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) optimistis akhir Oktober 2004 dapat merampungkan kontrak Gas Sales and Purchase Agreement (GSPA) masing-masing dengan Santos (Australia) dan Kodeco Energy (Korea).“Hampir 99% negosiasi dengan Santos telah rampung. Mudah-mudahan akhir Oktober 2004, GSPA bisa ditandatangani setelah tarif angkut antara Pertamina dengan mitranya tuntas,” tukas Nur Subagyo Prijono, direktur pengusahaan PGN, Kamis (30/9), di Jakarta.

Tentang alotnya kesepakatan dengan Santos beberapa waktu lalu, Direktur Utama PGN, WMP Simandjuntak menegaskan, kedua belah pihak telah mendapat titik temu. “Mereka terpaksa harus men-drop dua hal yang semula amat sensitif, yakni soal jaminan keamanan investasi mereka di Indonesia,” tutur Simandjuntak.

Menurut Prijono, untuk negosiasi dengan Kodeco, juga telah disepakati harga dan volume gas yang akan dikirim.PGN dan Kodeco telah menandatangani Head of Agreement (HOA) untuk pembelian gas dari Kodeco pada Juni 2004 dengan nilai kontrak sebesar 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk 7 tahun.
Sebelumnya Simandjuntak menjelaskan, kontrak dengan Santos akan mencapai sebesar 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk jangka waktu 8 tahun, dan Kodeco sebanyak 50 MMSCFD untuk jangka waktu 10 tahun. Nilai kedua kontrak yang rencananya ditandatangani bersama-sama itu mencapai sekitar US$ 1,2 miliar.

Proyek Jalur Sumsel-Jabar
Pada kesempatan sama, Adil Abas, direktur pengembangan PGN menjelaskan, kemarin, pihaknya telah merampungkan persiapan akhir untuk penunjukkan kontraktor pada proyek transmiri jalur Sumatera Sselatan (Sumsel)-Jawa Barat (Jabar) fase I. Proyek yang akan menelan investasi US$ 470 juta itu, menurut Adil, pada Februari 2005 akan sudah mulai pembangunan konstruksi. “Sedang proses pembayaran pembebasan lahan. Tidak ada masalah karena pendekatannya sudah cukup lama,” kata Adil.

Proyek sepanjang 445 km itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di kawasan Jabar bagian barat, seperti di Cilegon dan Serpong.
Sedangkan untuk proyek fase II, Grissik-Jabar, jelas Adil, kemarin sudah dipersiapkan tender dokumennya. “Februari 2007 sudah mengalir gas ke Jabar,” katanya, seraya menambahkan proyek tersebut akan menyerap investasi US$ 506 juta.

Obligasi Rp 1,5 Triliun
Simandjuntak menegaskan, penerbitan obligasi rupiah PGN akan dilakukan pada kuartal pertama 2005. “Maksimum nilainya satu setengah triliun rupiah,” ujar dia.Jika diterbitkan saat ini, jelas Simandjuntak, PGN masih belum membutuhkan dana yang mendesak.

Ia menjelaskan, kemungkinan bunga yang dikenakan adalah 11-12%. Namun, katanya, hingga saat ini PGN belum menunjuk siapa under writer penerbitan obligasi rupiah tersebut. (ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home