Tuesday, July 05, 2005

Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur PT Indosat Tbk: “Target Kita Melayani Sebaik Mungkin Pelanggan”

PT Indosat Tbk di bawah kepemimpinan Presiden Direktur Hasnul Suhaimi mencoba memenangi persaingan bisnis telekomunikasi dengan terus meningkatkan pelayanan bagi pelanggan. Konsekuensinya, perseroan harus juga memperkuat modal kerja (capital expenditure/capex).
Menurut Hasnul, tahun ini, Indosat menyiapkan dana sekitar US$ 900 juta, sekitar 80% hingga 90% digunakan untuk ekspansi bisnis seluler.”Dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi,” kata dia, di Jakarta, Senin (4/7).
Berikut penuturan Hasnul mengenai upayanya memenangi persaingan bisnis telekomunikasi.

Apa komitmen Anda sebagai dirut yang baru?
Kita sebagai pelaksana perusahaan menjaga dan mengembangkan perusahaan ini. Sehingga apapun yang dilakukan pemegang saham, pelaksana perusahaan berupaya agar pemegang saham mendapat nilai tambah dari perusahaan. Jangan sampai pemerintah ingin menambah saham, ternyata perusahaan ini (Indosat, red) dalam penerapan good corporate governance (GCG) sudah nggak benar.

Bagaimana upaya meningkatkan tata kelola perusahaan?
Dari dulu kita lakukan good corporate governance (GCG) dan terus kita tingkatkan. Dalam waktu dekat kita akan buat semacam code of conduct. Core of ethic perusahaan yang didasari GCG. Selain itu juga kita terikat foreign corruption act. Kita buat menjadi suatu aturan perusahaan yang kita harus patuhi. Saya minta bantuan dari teman-teman wartawan masukan soal Indosat di lapangan. Supaya saling menjaga.

Strategi Anda menghadapi persaingan?
Lebih baik kita mengalahkan competitor dengan pelayanan. Tidak target kita mengalahkan Telkomsel. Target kita menjadi perusahaan yang terbaik dalam melayani pelanggan. Kalau hitungan jumlah pelanggan dan BTS tidak. Kompetisi kan bukan hanya itu. Misalnya dari segi layanan untuk anak muda, IM3 Indosat saya yakin mengalahkan Telkomsel.
Jumlah modal kerja (capital expenditure/capex) disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Karena strategi kita beda. Membangun tower terlebih dahulu dalam jumlah banyak, baru diisi dengan pemancar (base transceiver station/BTS).

Berapa modal kerja yang dipersiapkan Indosat tahun 2005?
Pelanggan seluler kami pada akhir Juni 2005 mencapai 12,9 juta. Akhir tahun lalu 9,76 juta. Hampir tiga juta penambahannya. Dari sisi pengembangan pembangunan kita tetap commited dengan menggunakan budget sekitar US$ 900 juta sesuai dengan hasil penerbitan obligasi yang sukses kemarin. Obligasi itu dalam mata uang rupiah senilai Rp 1,1 triliun dan dalam dolar senilai US$ 250 juta.

Bagaimana ceritanya menerbitkan obligasi Rp 3,5 triliun tahun ini?
Pertama, kita menghitung berapa kebutuhan dana investasi kita sepanjang lima tahun ke depan. Kedua, berupa apa dan bagaimana membayarnya. Kemudian bagaimana hedging-nya karena pendapatan kita sebagian besar dalam rupiah. Setelah jumlahnya ditemui kita tentukan berapa besar penerbitan obligasi rupiah dan berapa yang dolar. Berapa komposisi bunga. Keluarlah sepertiga rupiah dan sebagian dolar. Obligasi rupiah diterbitkan di Indonesia. Sedangkan obligasi dolar di terbitkan di Singapura. Sebelumnya kitapun menerbitkan obligasi dolar di Luxemberg. Jadi tidak ada perubahan rencana menerbitkan dolar dari di dalam negeri ke luar negeri.
Terlebih investor terbesar berada di negara-negara Asia dan Eropa.

Bagaimana pengaruh fluktuasi rupiah?
Indosat sebagai perusahaan selalu mempertimbangkan masalah kurs. Karena kita ada utang dolar dan investasi dolar, sedangkan revenue kita sebaigan dolar yaitu dari satelit dan SLI. Kita hedge kewajiban kita 50%. Itu yang secara langsung. Kita juga hedge dengan pendapatan sendiri yang berbentuk dolar.
Dunia seluler sangat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kita berharap situasinya terus membaik.

Berapa rupiah yang ideal?
Sulit menjawabnya. Secara umum, rupiah menguat pasti ada dampaknya terhadap perusahaan.

Bagaimana kesiapan menerapkan 3G?
Secara prinsip, ini adalah kelanjutan dari teknologi yang ada. Sangat efisien bagi operator yang pelanggannya sudah banyak. Sangat cocok bagi kota-kota besar. Kalau pelanggannya tidak ada buat apa? Sangat fair diberikan kepada pelanggannya yang sudah banyak. Pelanggan GPRS kita sekitar 500 ribu.
Soal jaringannya, kita pakai vendor yang sudah ada kita gunakan.

Indosat akan meminta 15 MHz untuk 3G?
Kita mengikuti pemerintah untuk lisensi 3G. Tidak perlu ngotot-ngototan.

Kabarnya target Star One Indosat mencapai 200 ribu pada 2005?
Kita secara bertahap membangun di 15 kota besar, sehingga pelanggannya bertambah. Saya lihat agak terhalang dari sisi handset dan kualitas teknologinya. Memang tidak seperti GSM. Tapi, mudah-mudahan berkembang cepat. Interkoneksinya juga belum semuanya selesai. (edo rusyanto)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home