Monday, September 19, 2005

Telkom Akan Lepas Dua Anak Usaha

Jakarta- Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan, segera melepas kepemilikan saham di dua anak usaha.
Rencana itu bagian dari upaya Telkom meningkatkan kapitalisasi pasar menjadi US$30 miliar pada 2010.
“Penataan anak perusahaan terus dilakukan, yang prospektif di-support lebih sedangkan yang tidak, dipertimbangkan untuk dilepas. Sekarang dibuat mapping. Satu atau dua perusahaan akan dilepas,” jelas Wakil Direktur Utama Telkom Garuda Sugardo, kepada Investor Daily, Minggu (18/9).
Meski belum bersedia menyebutkan kepemilikan mana yang akan dijual, menurut Garuda, saham yang dijual adalah di anak usaha yang dari segi profit nilainya rendah.
Ia menjelaskan, upaya lain untuk mencapai target kapitalisasi pasar US$ 30 miliar adalah dengan terus membenahi organisasi perusahaan, percepatan pembangunan, perbaikan infrastruktur, dan meningkatkan sinergi dengan anak perusahaan. “Karena target 3010 merupakan kegiatan Telkom Grup. Di antaranya berupa penghematan, joint promotion dan pembahasan yang mengarah pada penggunaan IT yang online,” kata Garuda.
Saat ini Telkom memiliki 16 anak usaha, dengan kepemilikan beragam dari 20-50% hingga di atas 50%.

Konsentrasi Domestik
Garuda menurutkan,saat ini pihaknya konsentrasi penuh pada bisnis di Tanah Air. Kerjasama ke luar negeri lebih bersifat transfer knowledge dan R&D.
“Saat kita (Indonesia, red) diserbu operator asing, kenapa Telkom harus konsentrasi keluar negeri. Telkom lebih konsentrasi ke dalam negeri, sehingga betul kokoh sebelum keluar,” jelas dia.
Garuda yakin pasar bisnis telekomunikasi domestik pertumbuhannya masih cukup tinggi. “Memang ada keinginan pemerintah agar Telkom tidak hanya menjadi jago kandang, tapi kita harus berpikir jernih,” tukas Garuda.
Ia menyebutkan, kiprah Telkom menggandeng mitra asing seperti kerjasama dengan Gambia Telekom adalah lebih kerjasama negara Selatan-Selatan. “Sekaligus cari pengalaman di luar. Transfer knowledge dan R&D, ini bisa dilakukan Telkom karena sudah mengoperasikan beragam teknologi,” ujar dia.
Garuda juga menegaskan, hingga kini Telkom belum memiliki rencana akuisisi dan ekspansi investasi ke luar negeri. “Telkom harus memperkokoh customer base-nya di dalam negeri kalau tidak diserobot asing,” tambah Garuda.
Hingga akhir triwulan kedua 2005, Telkom Grup masih mendominasi industri telekomunikasi domestik. Untuk bisnis telepon (fixed telephone) Telkom menguasai pangsa pasar 93% dengan revenue share Rp16 triliun. Kemudian di bisnis seluler – melalui anak usaha PT Telkomsel, menguasai pangsa pasar sebesar 54% dengan revenue share Rp 14,7 triliun. Sedangkan di bisnis multimedia, Telkom menguasai 55% dengan pendapatan Rp 3 triliun.
Potensi pasar domestik juga cukup tinggi. Untuk bisnis seluler hingga 2010 diperkirakan akan terus berkembang menjadi 90 juta pengguna dibandingkan 40 juta pada saat ini. Untuk fixed phone akan menjadi 18 juta dari sekitar sembilan juta pada saat ini, sedangkan pengguna internet dan broadband menjadi 57 juta dan 1,5 juta.

Perkiraan Moodys
Sementara itu, Moody’s Investor Services memperkirakan operator seluler Indonesia terus akan memperbaiki kredit fundamentalnya. Termasuk di antaranya dalam kinerja operasional dan finansial.
Pasar seluler dinilai masih tetap tumbuh. Posisi pasar yang solid, skala jaringan dan basis pelanggan saat ini dinilai semakin memperkuat kecenderungan tersebut.
Hal itu diungkapkan Anna Ho, analis dari kantor Moody's Hong Kong dalam laporannya tentang sektor telekomunikasi di Indonesia.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi peringkat kredit, termasuk di antaranya, adanya prospek pertumbuhan baik itu sektor seluler maupun telepon tetap, kehadiran dari investor asing yang kuat, rencana capex dari operator, kondisi kompetisi dan perkembangan kebijakan regulator. Moody’s mengekspektasikan momentum pertumbuhan di pasar seluler akan berlangsung dalam dua tahun ke depan, dipicu oleh rendahnya tingkat penetrasi (saat ini 14%), lebih tingginya tingkat keterjangkauan sejalan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, harga yang lebih baik atau penawaran produk, dan ekspansi dari jaringan coverage. Namun, pertumbuhan dari telepon tetap diperkirakan masih lambat akibat hambatan geografi, serta kendala signifikan yang membantu kelangsungan Telkom sebagai incumbent. (tri/ed)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home