Juni, Telkom Luncurkan Satelit Telkom 2
JAKARTA-Hingga kini, manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memastikan peluncuran satelit Telkom 2 dapat dilaksanakan Juni 2005. Satelit tersebut dipersiapkan untuk memudahkan Telkom memasuki pasar regional.
“Soal tanggal peluncuran masih didiskusikan apakah minggu kedua atau ketiga Juni,” tutur General Manager Satellite Sub Division Telkom Tonda Priyanto, menjawab pertanyaan Investor Daily, Kamis (28/4), di Jakarta.
Ia menjelaskan, kepastian seluruh rencana peluncuran pengganti satelit Palapa B4 Telkom itu, baru akan mendapat kepastian pada pertengahan Mei 2005. Peluncuran juga masih menunggu kepastian co-passenger yakni satelit milik Departemen Pertahanan Prancis.
Tando mengatakan, Arianespace selaku peluncur satelit telah memberikan pernyataan resmi untuk siap meluncurkan satelit senilai US$ 160 juta itu.
Peluncuran satelit yang menelan biaya US$ 62,9 juta itu, akan dilakukan dari landas peluncur di Tanjung Kourou Guyana Prancis.
Telkom 2 yang dipesan dari Orbital Sciences Corporation AS itu, menurut Tando, bakal menggantikan Palapa B-4 yang masa edarnya (life time) telah habis. “Palapa B-4 telah diperpanjang hingga empat tahun. Saat ini, masih ada enam transfonder di B-4 yang seluruhnya dimanfaatkan untuk internal Telkom,” jelas Tando.
Ia menjelaskan, posisi Telkom 2 pada 118 derajat lintang timur itu, dalam operasinya akan memperluas ruang lingkup Telkom di kawasan Indonesia bagian barat, selain Asia Selatan dan daratan India. Satelit tersebut memiliki 24 transfonder. “Telkom 2 wahana Telkom untuk masuk ke pasar regional,” katanya.
Kelak,kata dia, transfonder di Telkom 1 dan Telkom 2 akan dimanfaatkan untuk melayani pelanggan dan kebutuhan internal. “Perbandingan yang disewakan dan dimanfaatkan sendiri sekitar 60 banding 40. Penyewa satelit Telkom di antaranya adalah kalangan perbankan dan stasiun televisi,” jelas dia.
Tonda menegaskan, life time Telkom 2 sekitar 15 tahun. Namun, “Itu belum termasuk konpensasi keterlambatan peluncuran. Sehingga, usia satelit itu bisa lebih dari 15 tahun,” katanya.
Menurut Tonda, beberapa link Palapa B-4 pada Februari 2005 telah dipindahkan ke satelit China Star dan Telkom 1.”Terutama yang disewa pelanggan Telkom, dan di jaringan-jaringann yang kritis seperti di kawasanAceh dan Indonesia Bagian Timur, link-nya telah dipindahkan ke Telkom1 dan China Star,” kata dia.
Ia memastikan kehadiran Telkom 2 akan memenuhi kebutuhan komunikasi di Indonesia Bagian Timur. “Termasuk untuk SLJJ dan layanan Telkom Flexi,” katanya.
Terpisah, Engineer Transmisi & Performansi Divre VII Telkom Zakaria Djamruddin menegaskan, “Tinggal lima link yang belum dipindahkan masih mencari satelit pemindah dulu sebelum ke satelit Telkom 2 yakni di Merauke, Biak, Kupang, Ambon dan Hulusian.”
Ia menambahkan, Telkom 2 disiapkan sebagai backbone untuk melayani kawasan Indonesia Bagian Timur. “Jaringan telekomunikasi ring Ambon-Jayapura (Maluku-Papua)baru akan dibangun setelah tahun 2006,” ujar dia.
Sebelumnya, Dirut Telkom Kristiono mengatakan, akibat tertunda-tundanya peluncuran Telkom 2, manajemen Telkom membuat contingency plan dengan biaya sekitar Rp 13,3 miliar Biaya itu akan dipergunakan untuk memperpanjang umur satelit Palapa B-4, optimalisasi transponder, pemindahan pelanggan strategis, menyewa tiga transponder selama tiga bulan. Namun, lanjut Kristiono, ketika memilih pesawat peluncur dua muatan, Telkom sudah menghemat biaya sekitar US$ 10 juta. Di samping itu, Telkom juga telah berhasil mengoperasikan Palapa B-4 lebih lama empat tahun dari waktu yang seharusnya. Dengan keberhasilan itu, Telkom telah mendapat benefit untuk Palapa B-4 sekitar US$ 80 juta. Satelit Palapa B-4 semestinya sudah harus diganti pada tahun 2001. (ed)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home