Friday, May 27, 2005

Arwin, Hasnul dan Jhonny Calon Kuat Dirut Indosat

JAKARTA- Tiga nama ‘bersaing ketat’ untuk menjadi direktur utama PT Indosat Tbk yang ditinggalkan Widya Purnama. Ketiga nama itu adalah Arwin Rasyid (mantan wakil dirut Bank BNI), Hasnul Suhaimi (direktur seluler Indosat), dan Johnny Swandi Sjam (mantan dirut Satelindo).
Di luar nama itu sempat mencuat nama Eva Riyanti Hutapea (mantan dirut PT Indofood Sukses Makmur Tbk, kini Komisaris Independen Indosat), Direktur Pengembangan Bisnis Indosat Wityasmoro Sih Handayanto (direktur Pengembangan Bisnis Indosat), dan Wahyu Widjajadi (direktur Telekomunikasi Tetap dan MIDI Indosat).
Mereka bersaing ‘mengambil hati’ pemegang saham yang akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS), 8 Juni mendatang. “Namun, calon paling kuat adalah Jhony Suwandi. Ia sosok yang tepat karena prestasinya cukup gemilang dalam memimpin Satelindo sebelum diintegrasikan ke Indosat,” tutur sumber Investor Daily, di jajaran manajemen Indosat, Kamis (26/5).
Sumber itu menjelaskan, Jhony Suwandi ‘cukup dekat’ dengan Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd. (ST Telemedia). “Ia cukup andal di bisnis seluler. Saat dipimpin pak Jhony, Satelindo memiliki lima juta pelanggan,” kata dia.
Namun, Jhony yang saat ini senior vice president Pengembangan Strategis Indosat enggan berkomentar saat ditanya pencalonan dirinya. “Saya jangan ditanya soal itu dulu lah,” kata dia, Kamis malam.
Sumber Investor Daily juga menuturkan bahwa Arwin Rasyid, Hasnul Suhaimi, dan Wityasmoro Sih Handayanto memiliki peluang besar.
Deputi Menko Perekonomian M Ikshan mengakui pemerintah mengusulkan dirinya untuk menjadi komisaris independen di Indosat. Namun, Ikshan belum bisa memastikan apakah usulan itu diterima oleh pemegang saham saat RUPS berlangsung. “Benar, saya sudah diajukan sebagai komisaris independen. Tapi, hal itu bisa berubah sewaktu-waktu dan tergantung kepada pemegang saham nantinya mengingat Indosat bukan lagi BUMN murni,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/5).
Calon kuat komisaris lainnya yaitu Eva Riyanti dan Umar Roesdi sebagai presiden komisaris (preskom). Ketika ditanya apakah semua calon direksi berasal dari internal Indosat, M Ikhsan menegaskan, hal itu itu merupakan hak prerogratif pemegang saham terbesar Indosat.
Menurut Ikhsan, pemerintah lebih concern dengan pencalonan direktur utama pada operator nomor dua telekomunikasi terpadu ini. “Sebaiknya hal itu ditanyakan langsung kepada . ST Telemedia sebagai pemegang saham mayoritas. Saya kurang tahu persis informasi,” katanya.
\Kriteria DirutKetua Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan, dirut Indosat sebaiknya dipegang oleh orang dalam. Selain untuk enunjukkan kepastian jenjang karir di perseroan, terpilihnya orang dalam diyakini dapat menempatkan sosok pemimpin yang benar-benar mengenal bisnis telekomunikasi. “Saya melihat Indosat masih perlu dipimpin oleh orang-orang yang mengerti benar bisnis telekomunikasi, jadi saya rasa, ketimbang orang luar yang berasal dari bisnis penerbangan atau perbankan lebih baik mengambil orang dalam saja,” kata Mas Wig.
Selain harus menguasai bidang telekomunikasi, menurut dia, dirut Indosat harus memiliki kedekatan dengan investor. Sebab, Indosat merupakan perusahaan publik dan separuh sahamnya dimiliki investor asing.
ST Telemedia melalui Indonesia Communications Limited (ICL) menguasai saham Indosat sebesar 41,94% pada tahun 2002. Selama ini, jelas Mas Wig, Indosat selalu mengundang investor untuk mendanai pengembangan jaringan Indosat. “Sehingga dirut harus mampu menarik investor dalam dan luar negeri. Kriteria lain, direktur Indosat harus memiliki network nasional dan internasional yang kuat,” kata dia.
Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi melihat Indosat membutuhkan pemimpin yang memiliki pemikiran ke depan untuk pengembangan bisnis perusahaan, terutama untuk masa depan seluler yang kini menjadi andalan perusahaan ini. Indosat juga membutuhkan seorang dirut yang jago bernegosiasi. “Lebih baik dirut Indosat adalah orang yang memiliki kedekatan dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang notabene perusahaan BUMN,” kata Heru.
Sebelumnya, wakil dirut Indosat Ng Eng Ho mengatakan, pada 2005, sekitar 80% modal kerja perseroan bakal dikonsentrasikan untuk pengembangan jaringan seluler. Sisanya untuk pengembangan jaringan tetap dan jaringan backbone.
Keseriusan perseroan menggenjot bisnis seluler cukup beralasan, mengingat industri itu terus tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mencapai 30 jutaan pengguna pada tahun 2004, tahun ini pelanggan seluler diperkirakan mencapai 40-an juta.
Hingga kini pelanggan seluler Indosat (Mentari, Matrix dan IM3) diperkirakan mencapai sekitar 10 juta. Tahun 2005, perseroan merencanakan peningkatan pengeluaran modal sebesar 20% hingga 30% dibandingkan pengeluaran modal tahun 2004 senilai Rp 6,29 triliun.
Pada 2004, Indosat membukukan laba bersih Rp 1,63 triliun atau naik 3,82% dibandingkan pencapaian tahun 2003. Perseroan mencatatkan kinerja yang baik dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 10,55 triliun atau meningkat sebesar 28,1%. Kemudian, laba usaha sebesar Rp 3,23 triliun atau tumbuh 37,8%. Pemain seluler nomor dua di Tanah Air itu mencatat EBITDA sebesar Rp 6,05 triliun dan EBITDA margin 57,4%.
Pendapatan Indosat tahun 2004 disokong oleh bisnis seluler. Per 31 Desember 2004, jumlah pelanggan seluler Indosat mencapai 9,7 juta atau tumbuh 63,6% dibandingkan dengan jumlah pelanggan pada akhir tahun 2003. Tercatat, jasa seluler telekomunikasi tetap serta multimedia, data komunikasi dan internet (Midi)) masing-masing memberikan kontribusi sebesar 70,6%, 14,7%, dan 14,1% terhadap pendapatan usaha perseroan.

Kriteria untuk Telkom
Di sisi lain, menurut Mas Wig, penempatan calon dirut Telkom sarat dengan muatan politis. Namun, setidaknya dirut Telkom mesti orang yang dapat diterima semua pihak baik itu karyawan, pemerintah, maupun mitra perusahaan. Diharapkan pula, dirut Telkom ke depan, mampu mengubah pola pikir Telkom selama ini.
Sedangkan Heru Sutadi melihat sosok calon dirut Telkom harus orang memiliki visi untuk menjadikan Telkom sebagai pemain regional. Saat ini, perusahaan ini dinilai sudah kuat , namun, Telkom dinilai belum bisa berkiprah di luar negeri.
Beberapa nama calon dirut Telkom yang telah beredar di kalangan pers adalah Guntur Siregar, Kristiono, Cahyana Ahmadjayadi, SK Komaruddin, Syaifudin Saguni dan Andi Sewaka.
Sumber Investor Daily di kalangan manajemen Telkom menuturkan, saat ini Komisaris Telkom telah mengajukan 30 calon jajaran direksi.(tri/dun/ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home