Telkom Jajaki BUMN Telekomunikasi Amerika Latin
Jakarta-PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menjajaki kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telekomunikasi tiga negara Amerika Latin.
“Orang-orang kita sedang melakukan penjajakan dan minggu ini sudah kembali. Mereka melakukan penjajakan peluang bisnis ke tiga negara Amerika Latin,”tutur Komisaris Utama Telkom Tanri Abeng, kepada Investor Daily, di Jakarta, Rabu (25/5).
Ia mengatakan, kemampuan Telkom lebih baik dibandingkan BUMN telekomunikasi ketiga negara Amerika Latin. “Kita lebih baik dari pada mereka. Telkom ada seluler, CDMA dan telepon tetap. Peluang kita untuk bisa bekerjasama di luar Indonesia cukup besar. Apalagi kita BUMN,” tukas Tanri.
Ia menambahkan, kerjasama antar-BUMN ternyata ada kemudahan tersendiri karena dianggap semi pemerintah. Kalau misalnya dari British Telkom, Italia Telkom atau French, mereka (BUMN Amerika Latin, red) melihatnya sebagai binatang ekonomi yang ganas. Jadi mereka ragu-ragu,” katanya.
Terkait kerjasama Telkom dengan badan usaha asing di luar negeri, sebelumnya Dirut Telkom Kristiono mengatakan, pihaknya telah membentuk unit khusus investasi merger dan akuisisi. “Dalam struktur perusahaan yang baru nanti ada unit yang khusus ngurusin investasi, merger dan akuisisi. Itu menjadi bagian strategi perusahaan,” tutur Kristiono (Investor Daily, 15/4).
Menurut Kristiono, akuisisi bagian dari strategi Telkom untuk masuk ke suatu pasar telekomunikasi. “Kita bisa dari nol yakni membangun baru sama sekali. Atau kita membeli perusahaan lain. Perbedaannya, jika dari nol membutuhkan waktu lama dan risikonya lebih besar dan memang lebih murah,” kata dia.
Ia menambahkan, akuisisi lebih cepat prosesnya dan lebih cepat untuk memperbesar pasar, walau sudah barang tentu lebih mahal biayanya. “Semua ada risikonya. Tergantung dari kondisi bisnis mana yang dipilih,” tukas dia.
Kristiono juga pernah mengatakan, ekspansi Telkom ke pasar regional Asia Tenggara kemungkinan akan dilakukan pada 2006, mengingat pasar telekomunikasi di dalam negeri masih cukup besar.
Hingga kini, jumlah pelanggan telepon tetap Telkom mencapai sekitar sembilan juta nomor, dan sekitar 2,5 juta pelanggan telepon tetap tanpa kabel (fixed wireless access/FWA). Sementara pelanggan seluler PT Telkomsel (anak perusahaan Telkom) mencapai 18,5 juta nomor, atau menguasai 54% pasar seluler di tanah air.
Menurut catatan, Telkom Grup (PT Telkom Indonesia Tbk dan anak perusahaan) pada tahun 2005 menginvestasikan dana untuk belanja barang modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 13,71 triliun, meningkat dibanding capex 2004 yang mencapai Rp 8,9 triliun. Investasi 2005 untuk Telkom dianggarkan sebesar Rp 6,14 triliun, sedangkan capex bagi anak perusahaan yang merupakan operator telepon seluler (PT Telkomsel) mencapai US$ 650-750 juta, lebih tinggi dari 2004 sekitar US$ 603 juta.
Direktur Jasa dan Bisnis Telkom, Suryatin Setiawan mengatakan, investasi Telkom untuk mengembangkan layanan Telkom Flexi mencapai sekitar Rp 1,7 triliun. "Hingga pertengahan 2005, sebanyak 50% di antaranya sudah digunakan untuk pengembangan infrastruktur," kata Suryatin.
Selama kuartal I 2005, Telkom (tidak konsolidasi) telah membelanjakan modal kerja (capital expenditure/capex) sekitar Rp 286,1 miliar yang terdiri dari sekitar Rp 258,1 miliar untuk pembangunan infrastruktur, Rp 16,2 miliar untuk jasa komersial, dan sebesar Rp 11,8 miliar untuk jasa pendukung.
Pada saat yang sama, PT Telkomsel selama Januari hingga Maret 2005, telah menginvestasikan dana capex Rp 1,17 triliun atau setara 126 juta dolar AS untuk membangun jaringan infrastruktur antara lain menambah sebanyak 731 stasiun baru pemancar (base transceiver station/BTS), untuk menambah kapasitas pelanggan sebesar 1,7 juta. (ed/ant)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home