Wednesday, May 25, 2005

Satelit Telkom-2 Dan Jasuka Bebani Telkom

JAKARTA-Proyek Satelit Telkom-2 dan proyek jaringan kabel sepanjang Jawa-Sumatra-Kalimantan (Jasuka) diduga akan meningkatkan beban usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) rata-rata Rp 200 miliar per tahun hingga 2015.
Akibat kedua proyek itu, return on asset (ROA) Telkom pada 2005 bakal menurun dibanding tahun 2004.
Sumber Investor Daily yang mengetahui kedua proyek tersebut mengatakan, satelit Telkom-2 memang sudah mesti diluncurkan untuk menggantikan Palapa B-4 tapi untuk Jasuka sebetulnya belum mendesak dilakukan tahun ini. “Ini menunjukkan inkonsistensi dari manajemen Telkom karena di satu sisi harusnya meningkatkan efisiensi tapi menjelang RUPS beberapa proyek justru dipercepat. Dampaknya akan dirasakan jika proyek-proyek itu telah dimasukkan sebagai aset,” jelas dia, baru-baru ini.
Menurut dia, seharusnya manajemen Telkom bercermin pada kinerja sepanjang 2004 dimana pertumbuhan beban usaha sebesar 24,38% atau lebih tinggi dibanding kenaikan pendapatan usahanya yang hanya 20,12%.
“Untuk tahun ini beban usahanya akan lebih tinggi lagi jika satelit Telkom-2 dan jaringan kabel Jasuka sudah dimasukkan dalam aset. Bagaimana return-nya bisa tinggi jika ROA (return on asset) nya bermasalah,” tandas dia.
ROA Telkom pada 2004 sebesar 0.11, sedangkan pada 2003 dan 2002 masing-masing 0.12 dan 0.18. hingga triwulan pertama 2005, ROA Telkom sebesar 0.03.
Dia merinci beban usaha yang akan ditanggung Telkom dalam kurun waktu 10 tahun ke depan masing-masing sebesar Rp 150 miliar per tahun dari satelit Telkom-2 dan Rp 50 miliar dari Jasuka sehingga setiap tahunnya mencapai Rp 200 miliar.
Satelit Telkom-2 senilai US$ 160 juta itu akan diluncurkan oleh Arianespace pada minggu kedua atau ketiga Juni 2005. Sebelumnya, General Manager Satellite Sub Division Telkom Tonda Priyanto mengatakan, posisi Telkom 2 pada 118 derajat lintang timur itu, dalam operasinya akan memperluas ruang lingkup Telkom di kawasan Indonesia bagian barat, selain Asia Selatan dan daratan India. Satelit tersebut memiliki 24 transfonder. “Telkom 2 wahana Telkom untuk masuk ke pasar regional,” katanya, saat itu.
Sedangkan proyek Jasuka dipegang oleh konsorsium NEC-Siemens dengan nilai penawaran sekitar Rp 550 miliar.Proyek Jasuka dibagi menjadi dua ring yakni untuk kabel bawah laut sepanjang Jakarta, Tanjung Pandan, Pontianak, Batam, Dumai, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Baturaja, Bandar Lampung, dan kembali ke Jakarta.
Sedangkan untuk ring dua adalah kabel darat yang menghubungkan Medan, Tebing Tinggi, Rantau Prapat, Pekanbaru, Bukit Tinggi, Padang, Sibolga, Pematang Siantar, dan kembali ke Medan.

Menurunkan ROA
Pengamat telekomunikasi dari Universitas Indonesia Heru Sutadi mengatakan, Jasuka dan satelit Telkom-2 akan masuk capital expenditure (capex) tahun 2005 sehingga merupakan investasi. “Satelit saya pikir urgent karena satelit lama sudah habis masanya. Sedangkan Jasuka, krusial karena penting untuk perkuat backbone Telkom,” ujar dia, kepada Investor Daily, Selasa (24/5).
Ia memperkirakan, kedua aset Telkom itu akan membebani perseroan sehingga mendorong ROA perseroan akan turun dibandingkan tiga tahun terakhir.
Menurut dia, investasi tersebut baru akan kembali modal dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun sejak satelit dan Jasuka dioperasikan.
Total aset Telkom pada akhir 2004 mencapai Rp 56,3 triliun, meningkat dibandingkan 2003 (Rp 50,3 triliun), dan 2002 (Rp 44,3 triliun). Hingga triwulan I 2005 total aset BUMN tersebut Rp 58,5 triliun. Sementara itu, untuk laba bersih Telkom mencatat peningkatan tipis pada 2004, yakni dari Rp 6,08 triliun pada 2003 menjadi Rp 6,12 triliun. Hingga triwulan I/2005 laba bersih Telkom senilai Rp 1,7 triliun.
Sebelumnya, manajemen Telkom menyatakan bahwa pendapatan perseroan pada semester kedua tahun 2005 akan meningkat disokong oleh peningkatan pelanggan anak usaha, PT Telkomsel dan produk Telkom Flexi.
Direktur Utama Telkom Kristiono mengatakan, pendapatan semester dua ini akan bagus sekali. “Apalagi jika pelanggannya bertambah, otomatis pengaruhnya ke pendapatan,” ujarnya (Investor Daily, 23/5). (ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home