Saturday, May 21, 2005

Capex XL Bakal Lampaui US$ 200 Juta

Jakarta-Persaingan bisnis seluler bakal makin sengit. Keseriusan Telekom Malaysia Berhad (Telekom Malaysia) memperkuat kepemilikan hingga 80% di PT Excelcomindo Pratama (XL) bakal mendorong perusahaan seluler itu makin agresif menggaet calon pengguna.
Capital expenditure (capex,red) pasti jauh lebih besar dari US$ 200 juta,” tutur Direktur Sales & Marketing Consumer Solution XL Rudiantara, kepada Investor Daily, baru-baru ini.
Sebagaimana diberitakan, CEO Telekom Malaysia Abdul Wahid Omar memastikan bahwa rapat umum pemegang saham (RUPS) Telekom Malaysia telah memberikan persetujuan untuk meningkatkan kepemilikan di XL hingga 80% via sebuah put dan call option. Dia mengatakan, waktu dari opsi tersebut akan tergantung pada pencatatan XL di lantai bursa. Terkait hal itu, CEO XL Christian de Faria memperkirakan pencatatan XL di lantai bursa akan berlangsung pada tahun ini. "Kami sedang bekerja keras membangun track record perusahaan. Kami juga tengah mempersiapkan untuk pencatatan. Barangkali kami akan melakukan pencatatan pada tahun ini," kata de Faria.Pertengahan Januari 2005, Telekom Malaysia melalui TM International secara resmi masuk ke XL. Tahap pertama Telekom Malaysia mengakuisisi sebanyak 23,1% senilai US$ 265,7 juta, dan sisanya sebanyak 4,2% saham senilai US$ 48,3 juta diharapkan terealisasi pada Maret 2005 lalu. Pascaakuisisi oleh TM International, komposisi pemegang saham XL terdiri dari; Telekomindo Primabhakti (60%), TM International (27,3%) dan Asia Infrastructure Fund (12,7%).
Mengacu pada transaksi di atas, setidaknya Telekom Malaysia harus merogoh koceknya hingga US$ 600 juta untuk menguasai 80% saham XL.
Menurut Rudiantara, manajemen XL saat ini masih menunggu langkah Telekom Malaysia untuk mewujudkan niatnya. “Yang pasti, agresifitas ekspansi perseroan berjalan pararel dengan upaya Telekom Malaysia mewujudkan niatnya. Saya belum tahu kapan kepastian penambahan saham tersebut,” kata Rudiantara.
Ia menjelaskan, agresifitas XL saat ini difokuskan untuk meningkatkan jangkauan ke wilayah yang belum terjangkau. “Sedangkan untuk yang sudah terjangkau, seperti Jawa-Bali-Lombok, terus ditingkatkan kualitas layanannya,” tambah dia.
Guna penguatan kualitas jaringan, untuk kawasan Jabodetabek saja, XL akan menambah 800 base transceiver station (BTS) sehingga menjadi 1.800 BTS. penambahan BTS indoor dalam jumlah yang cukup signifikan. Dengan penambahan itu, diharapkan kualitas sinyal XL di dalam gedung akan semakin baik. Target mereka, seluruh kecamatan di Jabodetabek akan terlayani dengan baik. Selain itu, XL akan memperluas jangkauan di area Sumatera termasuk Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi.
XL yang hingga kini memiliki sekitar 3,8 juta pelanggan, bersaing ketat dengan PT Telkomsel dan PT Indosat Tbk. Kedua operator seluler itu masing-masing siap mengucurkan US$ 600 juta dan US$ 700 juta sepanjang tahun 2005. Pemimpin pasar seluler, PT Telkomsel, hingga kini telah mampu menggaet sekitar 18 juta pelanggan. Sedangkan Indosat sekitar 9,7 juta pelanggan.

Lisensi 3G
Rudiantara menuturkan, agar industri telekomunikasi lebih efisien, pemerintah semestinya memberikan lisensi frekuensi generasi ketiga seluler (3G) kepada operator eksisting. “Bagi operator eksisting,investasi per pelanggannya hanya sebagai tambahan, karena sudah memiliki infrastruktur,pelanggan dan pengalaman,” tukas dia.
Ia menambahkan, efisiensi tersebut dilihat dari sudut skala bisnis.
Saat disinggung pernyataan Menko Perekonomian Aburizal Bakrie yang akan menender ulang lisensi 3G, Rudiantara menegaskan, langkah pemerintah untuk menerapkan equal treatment terhadap para operator seluler harus disambut positif. Namun, “Saya belum tahu mekanisme tendernya seperti apa. Apakah saling mengajukan harga tinggi seperti di Eropa atau sekedar beauty contest serta sekedar untuk menambah kocek pemerintah,” katanya.
Secara internal peralatan XL sudah siap dalam melaksanakan 3G.Kompetitor XL,
Telkomsel dan Indosat juga mengaku telah siap mengimplementasikan 3G. Telkomsel telah melibatkan tiga vendor yakni Nokia, Ericsson, dan Siemens. Sedangkan Indosat diperkirakan akan uji coba layanan 3G pada Agustus-September 2005. (ed)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home