Monday, July 11, 2005

Cipularang II, Proyek Prestisius Jasa Marga

PROYEK jalan tol Cikampek-Padalarang (Cipularang) II sepanjang 41 kilometer (km) merupakan prestasi tersendiri bagi PT (Persero) Jasa Marga. Sumber daya manusia (SDM) BUMN tersebut berhasil merampungkan pembangunan dalam waktu sekitar 12 bulan.
Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga Syarifuddin Alambai, jalan tol Cipularang II memang proyek paling berat yang pernah dikerjakan BUMN tersebut, baik secara teknis maupun pembiayaan. Berat karena proyek harus dituntaskan dalam satu tahun, mulai 7 April 2004 sampai menjelang 24 April 2005 agar jalan itu bisa dilalui anggota delegasi peserta Konferensi Asia-Afrika ke-50 di Jakarta yang hendak melakukan tapak tilas pada 24 April di Bandung.
Pekerjaan proyek yang menelan investasi sekitar Rp 1,6 triliun itu, dibagi dalam sembilan seksi. Hal ini untuk mengintegrasikan sembilan seksi menjadi satu kesatuan proyek yang utuh dan bekerja secara simultan. Manajemen Jasa Marga menyebutkan,tantangan yang harus dihadapi pada saat pelaksanaan proyek meliputi beberapa aspek. Pertama, detail Engineering Design belum final dan untuk mengejar target waktu pelaksanaannya padasaat pelelangan digunakan Preeliminary Design, sehingga diperkirakan terjadi cost overrun setelah Final Design pada saat pelaksanaan. Kedua, manajemen pelaksanaan proyek di lapangan yang meliputi pengintegrasian proyek secara utuh, jalan kerja proyek untuk mobilisasi peralatan dan material, masing-masing Seksi maupun antarseksi, pengaturan kebutuhan pasokan material agar proyek tidak sudden death manakala semua Seksi membutuhkan material yang sama dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan, dan mekanisme penarikan dana proyek.
Ketiga, sistem informasi manajemen proyek beserta pengendalian dan pemantauannya. Terakhir, koordinasi eksternal dengan pihak/instansi yang terkait.
Proyek yang melibatkan ahli-ahli dari Tanah Air itu juga memiliki beberapa tantangan dan kelebihan dibandingkan proyek-proyek jalan tol Jasa Marga lainnya. 1). Kesulitan pembangunan; daerahnya merupakan wilayah pegunungan dan jurang. Ketinggian Padalarang di atas permukaan laut (dpl) mencapai 700 dpl sementara cikampek hanya 60 dpl. Kemudian, jenis tanahnya berbeda-beda. Pada saat kering seperti batu, namun jika kena air gampang hancur. Hal itu diatasi dengan sheet pile yakni baja yang ditanam di sepanjang lokasi tanah tersebut, yaitu didaerah Pasir Honje dulu merupakan bekas danau yang disebut "Kedung Purba".
2). Jembatan tertinggi di Indonesia hingga 60 meter dengan panjang 520 m. menaikkan girder tidak menggunakan crane karena terlalu tinggi. Namun memakai peralatan launcher yang didatangkan khusus dari Italia. 3). Pondasi jembatan menggunakan teknologi bore pile. 4). Menggunakan alat concrete paver dengan lebar 4 m dan 8 m. Alat itu mampu membuat jalan 40-60 m per jam. 5). Menggeser dengan memotong rel kereta yang beratnya berton-ton dengan hanya diberi waktu tiga jam oleh PT Kereta Api Indonesia. 6). Tim pembangunan proyek Cipularang II bekerja 24 jam termasuk pada hari libur. 7). Dibangun bangsa sendiri dengan melibatkan kontraktor dan konsultan nasional. 8). Menunjukkan dunia konstruksi tetap jalan sehingga bisa menarik investasi. 9). Biaya pembangunan dengan pola CPF. Keuntungannya tidak mengganggu cash flow Jasa Marga. Selain itu, sangat kecil kemungkinan diselewengkan, karena dengan sistem itu pembayarannya secara bertahap; bank akan membayar sesuai hasil pekerjaan. Ada empat bank nasional yang terlibat dalam pembangunan proyek tol ini yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, BCA, dan Bukopin.
Syarifuddin tidak menutupi kerisauannya akan beratnya pengerjaan proyek tersebut. "Tapi, mau bagaimana lagi? Kami tidak ditanya bisa atau tidak. Yang penting tol itu sudah harus selesai sebelum 24 April 2005," kata pria kelahiran Sugihwaras, Sumatera Selatan, 3 Juni 1942, yang dipercaya memimpin Jasa Marga sejak Mei 2001 itu.

Manajemen Proyek
Guna mengintegrasikan sembilan seksi menjadi satu kesatuan proyek yang utuh dan bekerja secara simultandengan kuantitas pekerjaan yang besar pada kondisi geografis yang berat (gunung dan jurang), diperlukan inovasi dan kreativitas dalam penerapan keterkaitan berbagai ilmu manajemen. Pendekatan manajemen yang dipakai dalam manajemen proyek Cipularang II adalah manajemen system,manajemen totalitas,manajemen situasi, manajemen keuangan dan manajemen risiko.
Manajemen system adalah kegiatan manajemen dalam hal perencanaan, organisasi, memimpin dan mengendalikan.Manajemen Totalitas merupakan suatu kegiatan menyeluruh secara utuh yang disebabkan adanya saling ketergantungan di antara masing-masing Seksi.
Manajemen Situasi digunakan karena situasi proyek dinamis setiap saatnya, oleh karena itu kadangkala pengendalian dan pemantauan harus bersifat luwes untuk situasi tertentu. Manajemen Keuangan terkait dengan cash flow keuangan kontraktor dalam penyediaan dan penarikan dana proyek. Manajemen Risiko diperlukan karena desain lengkap proyek ini dikerjakan bersamaan dengan pelaksanaan proyek, ada risiko cost.
Hasil dari penerapan manajemen tersebut, penyelesaian proyek secara simultan untuk 9 Seksi tepat waktu sesuai rencana yaitu satu tahun (April 2004-April 2005)dengan mutu yang memenuhi spesifikasi. Selanjutnya, value engineering yang dilakukan menghasilkan efisiensi cost overrun sebesar 64% terhadap cost overrun yang terjadi akbiat Final Design,sehingga total kenaikan biaya konstruksi hanya sekitar 10,5%.
Tol Cipularang II memiliki panjang 41 km termasuk empat jembatan utama,terbagi dalam dua jalur masing-masing dua lajur dengan lebar setiap lajur 3,6 meter,perkerasan yang dipakai adalah perkerasan kaku,bahu jalan memakai asphalt treated base, dan biaya konstruksi awal Rp 1,47 triliun.
Tol Cipularang II melanjutkan tol Cipularang tahap pertama yang dimulai dari Dawuan (di ruas tol Cikampek) sampai Sadang (Purwakarta Utara) sepanjang 12,5 km dan Cikamuning-Padaleunyi atau Padalarang By Pass sepanjang 6,5 km, yang menghabiskan investasi sekitar Rp 650 miliar. Cipularang I sudah beroperasi secara resmi sejak Januari 2004.
Untuk tarif tol Cipularang II, menurut Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Hengky Herwanto,pihak Jasa Marga mengusulkan Rp 355 per km. Sehingga tarif mulai dari pintu tol Pondok Gede Timur (Jatibening)-Cipularang-Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi) keluar di Pasteur (Bandung) sepanjang 131 km ditetapkan Rp 29.000 untuk kendaraan golongan I, Rp 42.500 untuk kendaraan golongan II A, dan Rp 57.000 untuk kendaraan golongan II B.Tol Cipularang II rencananya diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa (12/7) bertempat di Jembatan Layang Pasupati, Bandung. (edo rusyanto)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home