2005, Telkomsel Kejar 6 Juta Pelanggan Baru
Telkomsel perluas jaringan ke kecamatan-kecamatan di Tanah Air. Saat ini jaringan Telkomsel baru ada di sekitar 400-an kecamatan.
Jakarta - PT Telkomsel menyatakan, tahun 2005 target perolehan pelanggan perseroan mencapai sebesar 6 juta pelanggan sehingga total pelanggan menjadi 21,5 juta.
Target penambahan pelanggan tersebut lebih besar dibandingkan target 2004 yang sebesar 5 juta.
“Ini melihat demand telepon seluler yang terus meningkat. Tahun depan diperkirakan pengguna bisa mencapai 42 juta dan hingga 2008 bisa mencapai 77 juta. Telepon seluler menjadi lifestyle,” tutur Bajoe Narbito, dirut Telkomsel, kepada wartawan, Senin (29/11).
Karena itu, tambah Bajoe, Telkomsel akan terus mengembangkan jaringan hingga ke pelosok Tanah Air. Langkah yang ditempuh diantaranya dengan membangun base tranceiver station (BTS) menjadi 6.000 buah dari lima ribuan BTS di tahun 2004.
“Kita akan terus mengembangkan jaringan hingga ke kecamatan-kecamatan. Saat ini jaringan kita sudah ada di 33 provinsi dan 378 kabupaten. Namun, dari sekitar 800 kecamatan, Telkomsel baru berada di 48 persen kecamatan,” jelas Bajoe.
Peningkatan jaringan tersebut, tambah dia, diharapkan mampu meningkatkan penguasaan pangsa pasar Telkomsel di luar Jawa. “Di Jawa, saat ini pangsa pasar kita hanya 40 persen, di luar Jawa sekitar 70 persen. Sedangkan di tingkat nasional sekitar 50 persen,” katanya.
Guna meningkatkan penetrasi jaringan sepanjang tahun 2005, Telkomsel diperkirakan merogoh kocek sedikitnya US$ 600 juta sebagai modal kerja (capital expenditure/capex). Tahun 2004, kata Bajoe, pihaknya menganggarkan dana sekitar US$ 600 juta yang mayoritas diperuntukkan menambah cakupan layanan, meningkatkan kapasitas jaringan, dan implementasi teknologi seluler generasi ketiga (3G).
Hingga 29 November 2004, pelanggan Telkomsel telah mencapai 15 juta. “Target kita 14,6 juta telah terlampaui. Dan, hingga Desember 2004 saya perkirakan bisa mencapai 15,3 juta pelanggan,” tukasnya.
Sejak mendapatkan izin operasi 26 Mei 1995, pelanggan Telkomsel terus bertambah. Akhir tahun 2003, pelanggan Telkomsel sebesar 9,6 juta.
Price War
Bajoe menegaskan, perang harga (price war) di industri seluler sesungguhnya hanya terjadi di harga kartu perdana. Dengan kata lain, bukan pada harga isi ulang. “Sedangkan soal tarif, antaroperator bedanya sekitar Rp 100 hingga Rp 200,” katanya.
Ia mengaku, kartu perdana Telkomsel tidak mungkin di lepas di bawah harga Rp 25 ribu. “Hal itu mengingat product cost minimal adalah Rp 25 ribu,” katanya.
Menurut dia, perilaku konsumen seluler di Tanah Air cenderung tidak menghitung tarif secara detail. “Beda dengan konsumen di Singapura dan Australia,” jelas dia.
Kapasitas SMS
Menyinggung kemampuan perseroan melayani permintaan short messages service (SMS), Bajoe menegaskan, kapasitas mesin SMS perseroan mampu melayani 6.900 SMS per detik.
Ia menuturkan, ujian terberat dihadapi oleh Telkomsel pada Idulfitri 1425 H lalu. Saat itu, kata dia, penggunaan SMS meningkat pesat.
“Terjadi kemacetan panggilan hanya di beberapa daerah. Seperti di Yogjakarta-Solo benar-benar macet terutama di Klaten. Kemudian di Tasikmalaya, dan antara Kuningan-Cirebon. BTS overload hingga enam jam,” ungkap dia.
Bajoe menjelaskan, tingkat keberhasilan rata-rata panggilan telepon (success call rate/SCR) Telkomsel saat ini telah mencapai 95%. “Artinya, dari 100 panggilan sebanyak 95 panggilan berhasil dilayani,” katanya.
Penguasaan pangsa pasar Telkomsel terus meningkat setiap tahunnya. Pada 1997, penguasaan pasar seluler Telkomsel baru 37% atau sedikit di atas Satelindo (grup Indosat) yang mencapai 33%. Kemudian meningkat menjadi 40% dan 46% pada 1998 dan 1999, dan terus meningkat lagi menjadi 50% pada 2001. Akhir 2003 menjadi 52%. Kondisi tersebut terus berlangsung hingga tahun 2004.
Tahun 2003, Telkomsel berhasil meraih pendapatan Rp 11 triliun dan membukukan laba bersih Rp 4,2 triliun. Dari total pendapatan tersebut, Rp 2,1 triliun berasal dari pendapatan SMS dan layanan data mobile. Bajoe memproyeksikan, sampai akhir tahun 2004 Telkomsel bisa meraih pendapatan sebesar Rp 14 triliun. (ed)